Jumat, 17 Maret 2017

LAPORAN OBSERVASI UMKM “BAKSO BAKAR BLEDEK”

BAB I
PENDAHULUAN

A.    LATAR BELAKANG
Usaha mikro kecil dan menengah merupakan salah satu contoh usaha yang mungkin sekarang ini banyak kita temukan. Mereka  menjalankan usahanya dengan modal yang seminimal mungkin dan dapat hasil yang lumayan. Mereka juga menganggap bahwa usaha yang dibangun dari hal terkecil maka akan membuahkan hasil yang lebih baik lagi.
Salah satu contoh usaha mikro kecil dan menengah adalah usaha “Bakso Bakar Bledek”. Usaha tersebut didirikan oleh Bapak Ifan Fardian. Alasan beliau kenapa memilih bisnis bakso bakar, karena sekitar 2 tahun lalu, ketika beliau datang ke Kota Yogyakarta belum ada yang berjualan bakso bakar. Padahal di Kota Solo sendiri, yang merupakan tempat kelahiran beliau, sudah hampir di setiap sudut jalan banyak yang berjualan bakso bakar. Untuk nama usahanya sendiri dinamakan “Bakso Bakar Bledek” selain agar mudah dikenal (nama khas lain dari yang lain), nama tersebut diambil karena rasa sambalnya yang pedas, dibuat dari cabai asli.
Beliau telah mengelola modal untuk usaha tersebut dengan sebaik mungkin. Pendapatan yang telah didapatkannya selama ini sudah cukup lumayan. Pengelolaan yang cukup baik telah diterapkan dalam usaha ini. Usaha yang maju akan menghasilkan keuntungan yang lebih banyak. Selain itu juga dapat memberi peluang yang luas bagi mereka yang belum memiliki pekerjaan.
Untuk menguraikannya lebih lanjut tentang usaha “Bakso Bakar Bledek” milik Bapak Ifan Fardian, laporan ini mencoba untuk membahas tentang bagaimana manajemen pemasaran, manajemen produksi, manajemen sumber daya manusia, dan manajemen keuangan di usaha kecil dan menengah tersebut. Adapun judul laporan tugas mata kuliah manajemen usaha kecil dan menengah yang diambil untuk membahasnya adalah Laporan Observasi UKM “Bakso Bakar Bledek”.

B.     RUMUSAN MASALAH
Berdasarkan dari latar belakang masalah yang telah dikemukakan di atas, maka dapat ditarik suatu perumusan masalah:
Bagaimana manajemen di usaha “Bakso Bakar Bledek” milik Bapak Ifan Fardian, yang meliputi:
1.      Manajemen pemasaran
2.      Manajemen produksi
3.      Manajemen sumber daya manusia
4.      Manajemen keuangan




BAB II
PEMBAHASAN

A.    PROFIL UMKM
Nama UMKM       : Bakso Bakar Bledek
Pemilik UMKM    : Ifan Fardian
Alamat                  : Minggiran RT 52, RW 14, Suryodiningratan,
  Mantrijeron, Yogyakarta
Nomor Telepon     : 087839308487
Bidang Usaha       : Makanan Bakso
Tahun Berdiri        : 2011

B.     KAJIAN PUSTAKA
1.      Usaha Mikro
a.      Pengertian usaha mikro
Usaha mikro berdasarkan UU No 20 Tahun 2008 adalah usaha produktif milik orang perorangan dan/atau badan usaha perorangan yang memenuhi kriteria Usaha Mikro sebagaimana diatur dalam Undang-Undang ini.
b.      Kriteria usaha mikro
-        memiliki kekayaan bersih paling banyak Rp50.000.000,00 (lima puluh juta rupiah) tidak termasuk tanah dan bangunan tempat usaha; atau
-        memiliki hasil penjualan tahunan paling banyak Rp300.000.000,00 (tiga ratus juta rupiah).
c.       Ciri-ciri usaha mikro
-        Jenis barang/komoditi usahanya tidak selalu tetap, sewaktu-waktu dapat berganti;
-        Tempat usahanya tidak selalu menetap, sewaktu-waktu dapat pindah tempat;
-        Belum melakukan administrasi keuangan yang sederhana sekalipun, dan tidak memisahkan keuangan keluarga dengan keuangan usaha;
-        Sumber daya manusianya (pengusahanya) belum memiliki jiwa wirausaha yang memadai;
-        Tingkat pendidikan rata-rata relatif sangat rendah;
-        Umumnya belum akses kepada perbankan, namun sebagian dari mereka sudah akses ke lembaga keuangan non bank;
-        Umumnya tidak memiliki izin usaha atau persyaratan legalitas lainnya termasuk NPWP.
d.      Contoh usaha mikro
-        Usaha tani pemilik dan penggarap perorangan, peternak, nelayan dan pembudidaya;
-        Industri makanan dan minuman, industri meubelair pengolahan kayu dan rotan,industri pandai besi pembuat alat-alat;
-        Usaha perdagangan seperti kaki lima serta pedagang di pasar dll.;
-        Peternakan ayam, itik dan perikanan;
-        Usaha jasa-jasa seperti perbengkelan, salon kecantikan, ojek dan penjahit (konveksi).
-        Dilihat dari kepentingan perbankan, usaha mikro adalah suatu segmen pasar yang cukup potensial untuk dilayani dalam upaya meningkatkan fungsi intermediasi-nya karena usaha mikro mempunyai karakteristik positif dan unik yang tidak selalu dimiliki oleh usaha non mikro, antara lain :
-        Perputaran usaha (turn over) cukup tinggi, kemampuannya menyerap dana yang mahal dan dalam situasi krisis ekonomi kegiatan usaha masih tetap berjalan bahkan terus berkembang;
-        Tidak sensitive terhadap suku bunga;
-        Tetap berkembang walau dalam situasi krisis ekonomi dan moneter;
-        Pada umumnya berkarakter jujur, ulet, lugu dan dapat menerima bimbingan asal dilakukan dengan pendekatan yang tepat.
-        Namun demikian, disadari sepenuhnya bahwa masih banyak usaha mikro yang sulit memperoleh layanan kredit perbankan karena berbagai kendala baik pada sisi usaha mikro maupun pada sisi perbankan sendiri.

2.      Usaha Kecil
a.      Pengertian usaha kecil
Usaha mikro berdasarkan UU No 20 Tahun 2008 adalah usaha ekonomi produktif yang berdiri sendiri, yang dilakukan oleh orang perorangan atau badan usaha yang bukan merupakan anak perusahaan atau bukan cabang perusahaan yang dimiliki, dikuasai, atau menjadi bagian baik langsung maupun tidak langsung dari Usaha Menengah atau Usaha Besar yang memenuhi kriteria Usaha Kecil sebagaimana dimaksud dalam Undang-Undang ini.
b.      Kriteria usaha kecil
-        memiliki kekayaan bersih lebih dari Rp50.000.000,00 (lima puluh juta rupiah) sampai dengan paling banyak Rp500.000.000,00 (lima ratus juta rupiah) tidak termasuk tanah dan bangunan tempat usaha; atau
-        memiliki hasil penjualan tahunan lebih dari Rp300.000.000,00 (tiga ratus juta rupiah) sampai dengan paling banyak Rp2.500.000.000,00 (dua milyar lima ratus juta rupiah).
c.       Ciri-ciri usaha kecil
-        Jenis barang/komoditi yang diusahakan umumnya sudah tetap tidak gampang berubah;
-        Lokasi/tempat usaha umumnya sudah menetap tidak berpindah-pindah;
-        Pada umumnya sudah melakukan administrasi keuangan walau masih sederhana, keuangan perusahaan sudah mulai dipisahkan dengan keuangan keluarga, sudah membuat neraca usaha;
-        Sudah memiliki izin usaha dan persyaratan legalitas lainnya termasuk NPWP;
-        Sumberdaya manusia (pengusaha) memiliki pengalaman dalam berwira usaha;
-        Sebagian sudah akses ke perbankan dalam hal keperluan modal;
-        Sebagian besar belum dapat membuat manajemen usaha dengan baik seperti business planning.
d.      Contoh usaha kecil
-        Usaha tani sebagai pemilik tanah perorangan yang memiliki tenaga kerja;
-        Pedagang dipasar grosir (agen) dan pedagang pengumpul lainnya;
-        Pengrajin industri makanan dan minuman, industri meubelair, kayu dan rotan, industri alat-alat rumah tangga, industri pakaian jadi dan industri kerajinan tangan;
-        Peternakan ayam, itik dan perikanan;
-        Koperasi berskala kecil.

3.      Usaha Menengah
a.      Pengertian usaha menengah
Usaha mikro berdasarkan UU No 20 Tahun 2008 adalah usaha ekonomi produktif yang berdiri sendiri, yang dilakukan oleh orang perorangan atau badan usaha yang bukan merupakan anak perusahaan atau cabang perusahaan yang dimiliki, dikuasai, atau menjadi bagian baik langsung maupun tidak langsung dengan Usaha Kecil atau Usaha Besar dengan jumlah kekayaan bersih atau hasil penjualan tahunan sebagaimana diatur dalam Undang-Undang ini.
b.      Kriteria usaha menengah
-        memiliki kekayaan bersih lebih dari Rp500.000.000,00 (lima ratus juta rupiah) sampai dengan paling banyak Rp10.000.000.000,00 (sepuluh milyar rupiah) tidak termasuk tanah dan bangunan tempat usaha; atau
-        memiliki hasil penjualan tahunan lebih dari Rp2.500.000.000,00 (dua milyar lima ratus juta rupiah) sampai dengan paling banyak Rp50.000.000.000,00 (lima puluh milyar rupiah).
c.       Ciri-ciri usaha menengah
-        Pada umumnya telah memiliki manajemen dan organisasi yang lebih baik, lebih teratur bahkan lebih modern, dengan pembagian tugas yang jelas antara lain, bagian keuangan, bagian pemasaran dan bagian produksi;
-        Telah melakukan manajemen keuangan dengan menerapkan sistem akuntansi dengan teratur, sehingga memudahkan untuk auditing dan penilaian atau pemeriksaan termasuk oleh perbankan;
-        Telah melakukan aturan atau pengelolaan dan organisasi perburuhan, telah ada Jamsostek, pemeliharaan kesehatan dll;
-        Sudah memiliki segala persyaratan legalitas antara lain izin tetangga, izin usaha, izin tempat, NPWP, upaya pengelolaan lingkungan dll;
-        Sudah akses kepada sumber-sumber pendanaan perbankan;
-        Pada umumnya telah memiliki sumber daya manusia yang terlatih dan terdidik.
d.      Contoh usaha menengah
Jenis atau macam usaha menengah hampir menggarap komoditi dari hampir seluruh sektor mungkin hampir secara merata, yaitu:
-        Usaha pertanian, perternakan, perkebunan, kehutanan skala menengah;
-        Usaha perdagangan (grosir) termasuk expor dan impor;
-        Usaha jasa EMKL (Ekspedisi Muatan Kapal Laut), garment dan jasa transportasi taxi dan bus antar proponsi;
-        Usaha industri makanan dan minuman, elektronik dan logam;
-        Usaha pertambangan batu gunung untuk kontruksi dan marmer buatan.

4.      Kriteria Jenis Usaha Berdasarkan Jumlah Tenaga Kerja
Kriteria jumlah karyawan berdasarkan jumlah tenaga kerja atau jumlah karyawan merupakan suatu tolak ukur yang digunakan oleh Badan Pusat Statistik (BPS) untuk menilai usaha kecil atau besar, sebagai berikut:

Usaha Mikro
Usaha Kecil
Usaha Menengah
Jumlah Tenaga Kerja
<> 
5-19 orang
20-99 orang

5.      Manajemen Pemasaran
a.      Pengertian Manajemen Pemasaran
Manajemen Pemasaran adalah salah satu kegiatan pokok yang dilakukan oleh perusahaan untuk mempertahankan kelangsungan perusahaannya, berkembang, dan mendapatkan laba. Proses pemasaran itu dimulai jauh sebelum barang-barang diproduksi, dan tidak berakhir dengan penjualan. Kegiatan pemasaran perusahaan harus juga memberikan kepuasan kepada konsumen jika menginginkan usahanya berjalan terus, atau konsumen mempunyai pandangan yang lebih baik terhadap perusahaan (Dharmmesta & Handoko, 1982).
Secara definisi, Manajemen Pemasaran adalah penganalisaan, perencanaan, pelaksanaan, dan pengawasan program-program yang bertujuan menimbulkan pertukaran dengan pasar yang dituju dengan maksud untuk mencapai tujuan perusahaan (Kotler, 1980).
Perusahaan yang sudah mulai mengenal bahwa pemasaran merupakan faktor penting untuk mencapai sukses usahanya, akan mengetahui adanya cara dan falsafah baru yang terlibat di dalamnya. Cara dan falsafah baru ini disebut "Konsep Pemasaran".
b.      Konsep Pemasaran
Sebagai falsafah bisnis, konsep pemasaran bertujuan memberikan kepuasan terhadap keinginan dan berorientasi kepada kebutuhan konsumen. Hal ini secara asasi berbeda dengan falsafah bisnis terdahulu yang berorientasi pada produk, dan penjualan.
Secara definitif dapatlah dikatakan bahwa: Konsep Pemasaran adalah sebuah falsafah bisnis yang menyatakan bahwa pemuasan kebutuhan konsumen merupakan syarat ekonomi dan sosial bagi kelangsungan hidup perusahaan (Stanton, 1978).
Tiga unsur konsep pemasaran:
-        Orientasi pada Konsumen
-        Penyusunan kegiatan pemasaran secara integral
-        Kepuasan Konsumen
c.       Strategi Pemasaran STP
Ada tiga elemen dalam strategi pemasaran yaitu segmentation, targeting dan positioning. Segmentasi pada dasarnya adalah suatu strategi untuk memahami struktur pasar. Sedangkan targeting adalah persoalan bagaimana memilih, menyeleksi dan menjangkau pasar. Setelah pasar sasaran dipilih, maka proses selanjutnya adalah melakukan positioning. Positioning pada dasarnya adalah suatu strategi untuk memasuki jendela otak konsumen. Positioning biasanya tidak menjadi masalah dan tidak dianggap penting selama barang-barang yang tersedia dalam suatu masyarakat tidak begitu banyak dan persaingan belum menjadi sesuatu yang penting. Positioning baru akan menjadi penting bilamana persaingan sudah sangat sengit.
-        Segmentasi
Kotler, mendefinisikan segmentasi pasar sebagai suatu proses untuk membagi pasar menjadi kelompok-kelompok konsumen yang lebih homogen, dimana tiap kelompok konsumen dapat dipilih sebagai target pasar untuk dicapai perusahaan dengan strategi bauran pemasarannya, sedangkan Murphy, mendefinisikan segmentasi pasar sebagai suatu proses membagi sekeluruhan pasar (lingkungan) yang heterogen menjadi kelompok-kelompok yang lebih kecil dan homogen dengan kebutuhan yang relatif serupa yang diharapkan dapat dipenuhi oleh suatu perusahaan dengan baik.
Segmentasi pasar membantu perusahaan untuk membuat suatu produk yang spesifik dan memenuhi kebutuhan sebagian pasar yang menjadi targetnya, sehingga kegunaan segmentasi pasar untuk desain strategi pemasaran adalah sebagai berikut:
1.      Memperoleh posisi bersaing yang lebih efektif bagi merek-merek yang ada.
2.      Lebih mengefektifkan lagi posisi merek saat ini dengan bertumpu pada pasar yang terbatas.
3.      Memisahkan posisi dua atau lebih merek dari perusahaan yang sama untuk meminimalisasi kanibalisme.
4.      Mengidentifikasi gap dalam pasar yang menunjukkan peluang untuk mengembangkan produk baru.
Segmentasi pasar yang efektif harus memenuhi persyaratan berikut:
1.      Dapat diukur (measureability): menunjukkan bahwa besar daya beli setiap segmen harus dapat diukur dengan tingkat tertentu, meskipun pada kenyataannya beberapa variabel tertentu tidak mudah diukur.
2.      Dapat dicapai (accessibility): menunjukkan seberapa jauh segmen dapat dijangkau dan dilayani dengan efektif.
3.      Berarti (substantially): suatu kelompok akan pantas disebut segmen apabila cukup besar dan atau cukup menguntungkan
4.      Layak (feasibility): menunjukkan seberapa jauh program-program efektif dapat disusun untuk menarik minat segmen
Dalam melakukan segmentasi pasar terdapat prosedur yang biasa dilakukan dalam riset pemasaran, di mana terdiri dari tiga tahap yaitu:
1.      Tahap survey
Para peneliti akan mengadakan wawancara dan membentuk tim fokus untuk menambah pengetahuan tentang motivasi, sikap dan perilaku konsumen dan untuk melakukan hal tersebut peneliti menyiapkan kuesioner formal untuk mengumpulkan data tentang:
·         Atribut-atribut produk dan tingkat kepentingannya
·         Perhatian merek (brand awareness) dan rating merek (brand ratings)
·         Pola penggunaan produk
·         Sikap berdasarkan kategori produk
·         Demografik psikografik dan mediagrafik dari responden
2.      Tahap Analisis
Peneliti akan menggunakan analisis faktor terhadap data untuk memisahkan variabel yang berkorelasi tinggi, lalu dilakukan analisis pengelompokkan untuk menghasilkan segmen-segmen pasar
3.      Tahap Pemberian Profil
Masing-masing kelompok akan diberikan profil yang berhubungan dengan sikap, perilaku, demografik, psikografik dan kebiasaan konsumsi media
-        Target (Targeting)
Target (targeting) adalah memilih satu atau lebih segmen pasar untuk dimasuki atau cara perusahaan mengoptimalkan suatu pasar dan dalam penentuan target pasar perusahaan harus menggunakan konsep prioritas, variabilitas dan fleksibilitas. Konsep prioritas dipakai karena perusahaan tidak bisa melayani semua orang dalam satu pasar. Konsep variabilitas digunakan untuk menghadapi situasi persaingan yang sudah semakin meningkat, karena perusahaan tidak bisa memberikan pelayanan yang sama kepada semua orang yang usah diprioritaskan. Semakin sama akan semakin tidak optimal, dan perusahaan dapat optimal dalam melayani orang jika bisa memberikan lebih banyak variasi. Konsep feksibilitas ada hubungannya dengan variasi tadi karena semakin fleksibel, suatu perusahaan bisa memberikan variasi tangpa banyak keluar ongkos tambah.
-        Posisi (Positioning)
Pengertian positioning diberikan oleh beberapa ahli sebagai berikut:
1.      Menurut Don E. Schwitz
Positioning adalah bagaimana untuk meningkatkan sekaligus menempatkan produk yang kita buat terhadap pesaing kita dalam pikiran konsumen, dengan kata lain positioning dipakai untuk mengisi dan memenuhi keinginan konsumen dalam kategori tertentu
2.      Menurut Kotler
Sebuah tindakan dalam mendesain penawaran perusahaan dan image sehingga menciptakan tempat dan nilai tersendiri dalam pikiran konsumen.
3.      Menurut Al Ries dan Jack Trout
Positioning adalah segala sesuatu yang anda lakukan terhadap pikiran dari prospek, dengan kata lain anda menempatkan produk ke dalam alam pikiran proses anda
4.      Menurut David A. Aaker
Positioning merupakan kata lain dari “kesan”, dan kesan itu ditujukan kepada sejumlah obyek yang membentuk persaingan satu sama lain.
Jadi dapat disimpulkan positioning merupakan suatu usaha yang dilakukan oleh perusahaan dalam mendesain produk-produk mereka sehingga dapat menciptakan kesan dan image tersendiri dalam pikiran konsumennya sesuai dengan yang diharapkan.
Beberapa strategi penentuan posisi (positioning) untuk menghadapi dunia persaingan adalah sebagai berikut:
1.      Penentuan posisi menurut atribut: Perusahaan memposisikan diri menurut atribut seperti ukuran, lama keberadaannya dan seterusnya
2.      Penentuan posisi menurut manfaat: Produk diposisikan sebagai pemimpin dalam suatu manfaat tertentu.
3.      Penentuan posisi menurut penggunaan atau penerapan: Memposisikan produk sebagai yang terbaik untuk sejumlah penggunaan atau penerapan
4.      Penentuan posisi menurut pemakai: Memposisikan produk sebagai yang terbaik untuk sejumlah kelompok pemakai.
5.      Penentuan posisi menurut pesaing: Produk memposisikan diri lebih baik daripada pesaing yang disebutkan namanya atau tersirat
6.      Penentuan posisi menurut kategori produk: Produk diposisikan sebagai pemimpin dalam suatu kategori produk
7.      Penentuan posisi kualitas atau harga: Produk diposisikan menawarkan nilai terbaik
Menurut Kotler terdapat 4 klasifikasi posisi perusahaan menurut peranannya dalam pasar sasaran, yaitu:
1.      Pemimpin pasar
Perusahaan ini memiliki pangsa pasar terbesar dan biasanya memimpin dalam perubahan harga, peluncuran produk baru, cakupan distribusi dan intensitas promosi
2.      Penantang pasar
Posisi perusahaan ini berada setelah pemimpin pasar atau berada pada posisi kedua. Perusahaan ini dapat melakukan dua hal, mereka dapat menyerang si pemimpin pasar secara agresif untuk mendapatkan pangsa pasar (penantang pasar) atau mereka dapat tenang dan tidak menimbulkan gejolak (pengikut pasar)
3.      Pengikut pasar
Perusahaan model ini lebih suka mengikuti daripada menantang pemimpin pasar. Adapun hal-hal yang ditiru biasanya pada produk, distribusi dan iklan si pemimpin, tetapi meskipun strategi pemasarannya mengikuti si pemimpin pasar biasanya masih terdapat perbedaan dibanding si pemimpin pasar seperti harga, kemasan atau selain mengadaptasi kadang-kadang memperbaikinya.
4.      Penceruk Pasar
Alternatif dari pengikut pasar besar adalah pemimpin dalam pasar kecil atau ceruk (niche). Perusahaan kecil umumnya menghindari persaingan melawan perusahaan besar dan mengarah pasar kecil yang tidak menarik perusahaan besar dan ide dasar penceruk adalah spesialisasi
d.      Bauran Pemasaran 7P
Sebuah usaha sudah pasti menginginkan semua produknya terjual sesuai dengan target yang direncanakan. Baik itu rencana jangka pendek, mengenah ataupun rencana jangka panjang. Perusahaan harus mempertimbangkan banyak faktor untuk mencapai tujuan tersebut agar tercapai sesuai rencana. Meskipun tidak semua aspek berlaku didunia nyata, akan tetapi teori yang ada bisa dikatakan mewakili berbagai faktor yang mempengaruhi strategi pemasaran suatu usaha. Marketing mix (bauran pemasaran) adalah perpaduan dari variabel-variabel interen yang dapat dikontrol, dimobilisasi untuk mencapai pasar sasaran (segmen) tertentu.
Bauran pemasaran berdasarkan 7P, Ke-7nya adalah sebagai berikut:
-        Product (Produk)
Produk merupakan komponen utama yang mendasari pemasaran suatu perusahaan. Karena dibuatnya suatu produk, maka sebuah usaha mempunyai misi bagaimana caranaya produk yang diproduksi dapat dijual. Akan tetapi produk saja tidak cukup, akan tetapi sebuah produk harus memiliki kualitas dan kuantitas. Kuantitas berarti dapat memenuhi kebutuhan pasar sedangkan kualitas adalah produk itu mamapu memuaskan keinginan Customers sebgai pengguna produk yang kita produksi. Sehingga perusahaan harus mampu memproduksi membuat produk yang mampu menjawab keinginan pelanggan. Terkait pembuatan produk, maka perusahaan memerlukan harus bekerjasama dengan bagian informasi perusahaan supaya produksi yang dilakukan tidak salah sasaran.
-        Price (Harga)
P yang ke dua adalah Price (harga). Maksudnya adalah harga sebuah produk harus disesuaikan dengan kondisi lingkungan tempat produk tersebut dipasarkan. Research pasar perlu dilakukan agar penetapan harga suatu produk sesuai dengan daya beli lingkungan. Karena tanpa pertimbangan tersebut bisa jadi suatu produk tidak akan laku dipasaran.
-        Place (Tempat)
Tempat yang strategis merupakan salah satu kunci suskses pemasaran suatu produk. Terkait dengan temapat perusahaan harus mamapu memilih lokasi yang mampu dijagkau oleh siapa saja. Sehingga pelanggan tidak merasa kesulitan untuk menjangkau tempat tersebut. Selain itu sarana parkir merupakan fasilitas yang tidak boleh ditinggalkan.
-        Promotion (Promosi)
Promosi merupakan tahapan memperkenalkan suatu produk kepada Customers. Pada tahapan ini tidak jarang sebuah perusahaan memerlukan pengeluaran yang besar uintuk promosi tersebut. Promosi mutlak dilakukan oleh sebuah perusahaan, karena meski produk yang dihasilkan perusahaan memlikiki kuantitas dan kualitas yang memenuhi permintaan pasar, akan tetapi bisa jasa tidak laku karena produk yang kita buat tidak banyak orang yang mengetahuinya. Pada kenyataa saat ini teknologi informasi sudah sangat kompleks, sehingga mengenai media promosi yang diguanakan tentunya disesuaikan dengan target pasar dan kemampuan yang dimiliki perusahaan untuk melakukan promosi.
-        People (Orang)
Pada awalnya strategi penjaualan hanya menggunakan 4 prinsip di atas. Akan tetapi dalam perkembangannya manusia menjadi salah satu strategi yang perlu diperhatikan dalam strategi pemasaran produk. Manusia bisa menjadi kunci ketika kualitas suatu produk dipengaruhi baik langsung manupun tidak langsung oleh manusia. Sehingga jaminan kualitas produk memperhatikan manusia yang ikut andil dalam pembuatan produk tersebut atau bahkan dalam pendistribusian dan pemasaran secara langsung. Etos kerja serta pelayanan terhadap pelanggan baik secara langsung atau tidak langsung berpengaruh terhadap pemasaran suatu produk.
-        Physical Evidence (Bukti Fisik)
Bukti fisik merupakan salah satu faktor yang tidak harus ada, meskipun suatu perusahan pasti memiliki bukti fisik dari usaha yang dijalankan. Bukti fisik sebuah usaha bisa dijadikan sebagai dasar penentuan harga karena terkait untuk menutup pembelian peralatan tersebut.
-        Process (Proses)
Yang terakhir adalah proses.  Proses disisni tidak hanya terbataqs pada pembuatan produk dari bahan yang mentah samapai barang jadi, akan tetapi dari hilir samapai ke hulu. Dari pen-Supply bahan baku samapai pada pelanggan yang menikmati hasil produksi perusahaan.

6.      Manajemen Produksi
a.      Pengertian Manajemen Produksi
Manajemen produksi merupakan salah satu bagian dari bidang manajemen yang mempunyai peran dalam mengoordinasi kan berbagai kegiatan untuk mencapai tujuan. Untuk mengatur kegiatan ini, perlu dibuat keputusan-keputusan yang berhubungan dengan usaha-usaha untuk mencapai tujuan agar barang dan jasa yang dihasilkan sesuai dengan apa yang direncanakan. Dengan demikian, manajemen produksi menyangkut pengambilan keputusan yang berhubungan dengan proses produksi untuk mencapai tujuan organisasi atau perusahaan.
b.      Aspek-aspek Manajemen Produksi
Aspek-aspek manajemen produksi meliputi;
-        Perencanaan produksi
Bertujuan agar dilakukanya persiapan yang sistematis bagi produksi yang akan dijalankan.


Keputusan yang harus dihadapi dalam perencanaan produksi:
1.      Jenis barang yang diproduksi
2.      Kualitas barang
3.      Jumlah barang
4.      Bahan baku
5.      Pengendalian produksi
-        Pengendalian produksi
Bertujuan agar mencapai hasil yang maksimal demi biaya seoptimal mungkin. Adapun kegiatan yang dilakukan antara lain:
1.      Menyusun perencanaan
2.      Membuat penjadwalan kerja
3.      Menentukan kepada siapa barang akan dipasarkan.
-        Pengawasan produksi
Bertujuan agar pelaksanaan kegiatan dapat berjalan sesuai dengan rencana. Kegiatanya meliputi:
1.      Menetapkan kualitas
2.      Menetapkan standar barang
3.      Pelaksanaan prouksi yang tepat waktu

7.      Manajemen Sumber Daya Manusia
a.      Pengertian Sumber Daya Manusia
Manajemen sumber daya manusia, disingkat MSDM, adalah suatu ilmu atau cara bagaimana mengatur hubungan dan peranan sumber daya (tenaga kerja) yang dimiliki oleh individu secara efisien dan efektif serta dapat digunakan secara maksimal sehingga tercapai tujuan (goal) bersama perusahaan, karyawan dan masyarakat menjadi maksimal. MSDM didasari pada suatu konsep bahwa setiap karyawan adalah manusia, bukan mesin dan bukan semata menjadi sumber daya bisnis. Kajian MSDM menggabungkan beberapa bidang ilmu seperti psikologi, sosiologi, dll. Unsur MSDM adalah manusia.
Manajemen sumber daya manusia juga menyangkut desain dan implementasi sistem perencanaan, penyusunan karyawan, pengembangan karyawan, pengelolaan karier, evaluasi kinerja, kompensasi karyawan dan hubungan ketenagakerjaan yang baik.  Manajemen sumber daya manusia melibatkan semua keputusan dan praktik manajemen yang memengaruhi secara langsung sumber daya manusianya.
b.      Peran, Fungsi, dan Tanggung Jawab Manajer dalam Organisasi/Perusahaan
-        Melakukan persiapan dan seleksi tenaga kerja (Preparation and selection)
1.      Persiapan
Dalam proses persiapan dilakukan perencanaan kebutuhan akan sumber daya manusia dengan menentukan berbagai pekerjaan yang mungkin timbul. Yang dapat dilakukan adalah dengan melakukan perkiraan (forecast) akan pekerjaan yang lowong, jumlahnya, waktu, dan lain sebagainya.
Ada dua faktor yang perlu diperhatikan dalam melakukan persiapan, yaitu faktor internal seperti jumlah kebutuhan karyawan baru, struktur organisasi, departemen yang ada, dan lain-lain. Faktor eksternal seperti hukum ketenagakerjaan, kondisi pasa tenaga kerja, dan lain sebagainya.
2.      Rekrutmen tenaga kerja (Recruitment)
Rekrutmen adalah suatu proses untuk mencari calon atau kandidat pegawai, karyawan, buruh, manajer, atau tenaga kerja baru untuk memenuhi kebutuhan SDM oraganisasi atau perusahaan. Dalam tahapan ini diperluka analisis jabatan yang ada untuk membuat deskripsi pekerjaan (job description) dan juga spesifikasi pekerjaan (job specification).
3.      Seleksi tenaga kerja (Selection)
Seleksi tenaga kerja adalah suatu proses menemukan tenaga kerja yang tepat dari sekian banyak kandidat atau calon yang ada. Tahap awal yang perlu dilakukan setelah menerima berkas lamaran adalah melihat daftar riwayat hidup/cv/curriculum vittae milik pelamar. Kemudian dari cv pelamar dilakukan penyortiran antara pelamar yang akan dipanggil dengan yang gagal memenuhi standar suatu pekerjaan. Lalu berikutnya adalah memanggil kandidat terpilih untuk dilakukan ujian test tertulis, wawancara kerja/interview dan proses seleksi lainnya.
-        Pengembangan dan evaluasi karyawan (Development and evaluation)
Tenaga kerja yang bekerja pada organisasi atau perusahaan harus menguasai pekerjaan yang menjadi tugas dan tanggungjawabnya. Untuk itu diperlukan suatu pembekalan agar tenaga kerja yang ada dapat lebih menguasai dan ahli di bidangnya masing-masing serta meningkatkan kinerja yang ada. Dengan begitu proses pengembangan dan evaluasi karyawan menjadi sangat penting mulai dari karyawan pada tingkat rendah maupun yang tinggi.
-        Memberikan kompensasi dan proteksi pada pegawai (Compensation and protection)
Kompensasi adalah imbalan atas kontribusi kerja pegawai secara teratur dari organisasi atau perusahaan. Kompensasi yang tepat sangat penting dan disesuaikan dengan kondisi pasar tenaga kerja yang ada pada lingkungan eksternal. Kompensasi yang tidak sesuai dengan kondisi yang ada dapat menyebabkan masalah ketenaga kerjaan di kemudian hari atau pun dapat menimbulkan kerugian pada organisasi atau perusahaan. Proteksi juga perlu diberikan kepada pekerja agar dapat melaksanakan pekerjaannya dengan tenang sehingga kinerja dan kontribusi pekerja tersebut dapat tetap maksimal dari waktu ke waktu.

8.      Manajemen Keuangan
a.      Pengertian Manajemen Keuangan
Manajemen keuangan adalah suatu kegiatan perencanaan, penganggaran, pemeriksaan, pengelolaan, pengendalian, pencarian dan penyimpanan dana yang dimiliki oleh suatu organisasi atau perusahaan.
b.      Aktivitas Manajemen Keuangan
Manajemen keuangan berhubungan dengan 3 aktivitas, yaitu:
-        Aktivitas penggunaan dana, yaitu aktivitas untuk menginvestasikan dana pada berbagai aktiva.
-        Aktivitas perolehan dana, yaitu aktivitas untuk mendapatkan sumber dana, baik dari sumber dana internal maupun sumber dana eksternal perusahaan.
-        Aktivitas pengelolaan aktiva, yaitu setelah dana diperoleh dan dialokasikan dalam bentuk aktiva, dana harus dikelola seefisien mungkin.
c.       Fungsi Manajemen Keuangan
Berikut ini adalah penjelasan singkat dari fungsi Manajemen keuangan:
-        Perencanaan keuangan, membuat rencana pemasukan dan pengeluaraan serta kegiatan-kegiatan lainnya untuk periode tertentu.
-        Penganggaran keuangan, tindak lanjut dari perencanaan keuangan dengan membuat detail pengeluaran dan pemasukan.
-        Pengelolaan keuangan, menggunakan dana perusahaan untuk memaksimalkan dana yang ada dengan berbagai cara.
-        Pencarian keuangan, mencari dan mengeksploitasi sumber dana yang ada untuk operasional kegiatan perusahaan.
-        Penyimpanan keuangan, mengumpulkan dana perusahaan serta menyimpan dan mengamankan dana tersebut.
-        Pengendalian keuangan, melakukan evaluasi serta perbaikan atas keuangan dan sistem keuangan pada perusahaan.
-        Pemeriksaan keuangan, melakukan audit internal atas keuangan perusahaan yang ada agar tidak terjadi penyimpangan.
-        Pelaporan keuangan, penyediaan informasi tentang kondisi keuangan perusahaan sekaligus sebagai bahan evaluasi
Bila dikaitkan dengan tujuan ini, maka fungsi manajer keuangan meliputi hal-hal sebagai berikut:
-        Melakukan pengawasan atas biaya.
-        Menetapkan kebijaksanaan harga.
-        Meramalkan laba yang akan datang.
-        Mengukur atau menjajaki biaya modal kerja.
d.      Tujuan Manajemen Keuangan
Tujuan Manajemen Keuangan adalah untuk memaksimalkan nilai perusahaan. Dengan demikian apabila suatu saat perusahaan dijual, maka harganya dapat ditetapkan setinggi mungkin. Seorang manajer juga harus mampu menekan arus peredaran uang agar terhindar dari tindakan yang tidak diinginkan.

C.    MANAJEMEN PEMASARAN
1.      Gambaran Umum Pasar (STP)
a.      Segmen Pasar
Bakso merupakan makanan yang dapat dikonsumsi oleh semua kalangan umur dimulai dari kalangan anak-anak, remaja, dewasa, dan orang tua. Sehingga bakso bakar ini sangat aman untuk dikonsumsi. Usaha “Bakso Bakar Bledek” mempunyai segmen pasar semua kalangan, baik kaum menengah ke bawah maupun menengah ke atas.
b.      Target (Targeting)
Bakso bakar ditargetkan untuk semua kalangan baik anak-anak maupun dewasa. Adapun target pasar yang ingin dituju “Bakso Bakar Bledek” yaitu pusat-pusat keramaian masyarakat di Kota Yogyakarta atau tempat anak muda sering berkumpul, seperti alun-alun selatan dan alun-alun utara Kota Yogyakarta.
c.       Posisi (Positioning)
Keunggulan dari produk “Bakso Bakar Bledek” ini adalah mempunyai berbagai tingkat pedas yang bisa disesuaikan dengan selera para konsumen, kalau pun ada konsumen yang tidak suka pedas, Kami pun bisa meracikkan bakso bakar yang tidak pedas. Dan pedas baksonya murni berasal dari cabai bukan merica. Soal harga pun produk “Bakso Bakar Bledek” lebih terjangkau dibanding yang lain. Melihat situasi di tempat yang akan dimasuki produk, sepertinya “Bakso Bakar Bledek” akan laku di pasaran. Hal ini dikarenakan harganya yang terjangkau dan sangat pas untuk ukuran dompet anak anak, mahasiswa, dan masyarakat Kota Yogyakarta.

2.      Strategi Pemasaran Usaha dan Pesaing
Strategi Pemasaran Perusahaan dilakukan berdasarkan analisa 7P dengan alat analisis SWOT menurut Kottler yang terdiri atas:
a.      Product (Produk)
Produk “Bakso Bakar Bledek” adalah bakso bakar dengan berbagai tingkat pedas yang bisa disesuaikan dengan selera para konsumen, kalau pun ada konsumen yang tidak suka pedas, Kami pun bisa meracikkan bakso bakar yang tidak pedas. Dan pedas baksonya murni berasal dari cabai bukan merica.
b.      Price (Harga)
Harga “Bakso Bakar Bledek” cukup terjangkau dan sangat pas untuk ukuran dompet anak anak, mahasiswa, dan masyarakat Kota Yogyakarta, yaitu hanya Rp 1.000,00 per tusuk.
c.       Promotion (Promosi)
Strategi mengenai bagaimana produk “Bakso Bakar Bledek” dapat dikenal oleh konsumen yaitu melalui penjualan pribadi (personal selling). Penjualan pribadi (personal selling) adalah kegiatan perusahaan untuk melakukan kontak langsung dengan calon konsumennya. Dengan kontak langsung ini diharapkan akan terjadi hubungan atau  interaksi yang positif antara pengusaha dengan calon konsumennya tersebut. Selain personal selling, pengusaha juga menggunakan spanduk yang bertulis “Bakso Bakar Bledek Mak Nyosss….” agar konsumen lebih mudah mengenal bakso bakar tersebut.


d.      Place (Tempat)
Tempat-tempat berjualan “Bakso Bakar Bledek” cukup strategis, yaitu seperti di alun-alun selatan dan alun-alun utara Kota Yogyakarta, bundaran UGM, dan lain-lain. Di mana tempat-tempat tersebut merupakan pusat keramaian (aktivitas) masyarakat Kota Yogyakarta, baik pelajar, mahasiswa, maupun pegawai. Area pemasaran “Bakso Bakar Bledek” juga sudah menyebar ke daerah Bantul, seperti Srandakan dan Kasongan. Bahkan sudah sampai ke daerah Kulon Progo.
e.       People (Orang)
Untuk dapat meningkatkan penjualan produk ke konsumen secara langsung, tenaga kerja yang dibutuhkan di “Bakso Bakar Bledek” adalah orang-orang yang jujur dan niat kerja, tidak perduli latar belakang pendidikannya apa. Bahkan kalo ada mahasiswa yang mau ikut berjualan “Bakso Bakar Bledek” untuk menambah uang jajan dan untuk berlatih wirausaha sangat dipersilakan.  
f.       Process (Proses)
Proses yang ditampilkan oleh “Bakso Bakar Bledek” kepada konsumen agar konsumen tertarik untuk membeli adalah proses produksi yang bersih (higienis) dan pelayanan yang ramah kepada konsumen.
g.      Physical Evidence (Bukti Fisik)
Penampilan fisik dari fasilitas pendukung atau sarana dalam menjual produk “Bakso Bakar Bledek” yang dapat dilihat langsung serta dinikmati oleh konsumen adalah kemasan yang bersih (higienis) dan tempat yang nyaman.

D.    MANAJEMEN PRODUKSI
1.      Produk
a.      Deskripsi Produk
Produk “Bakso Bakar Bledek” adalah bakso bakar dengan berbagai tingkat pedas yang bisa disesuaikan dengan selera para konsumen, kalau pun ada konsumen yang tidak suka pedas, Kami pun bisa meracikkan bakso bakar yang tidak pedas. Dan pedas baksonya murni berasal dari cabai bukan merica. Dalam 1 tusuk sate berisi 5 butir bakso, dengan harga yang cukup terjangkau. Sehingga bakso bakar ini sangat aman untuk dikonsumsi oleh semua kalangan umur dimulai dari kalangan anak-anak, remaja, dewasa, dan orang tua.
b.      Nilai/Manfaat Produk
“Bakso Bakar Bledek” adalah makanan yang memang trend di kalangan remaja bahkan anak-anak. Bakso bakar tersebut sangat nikmat jika di santap dalam keadaan hangat, bisa dijadikan sebagai camilan atau pun penambah lauk makanan.

2.      Proses Produksi
Proses produksi di “Bakso Bakar Bledek” sangat diperhatikan. Mulai dari proses pemilihan daging yang berkualitas, penakaran rempah-rempah, sampai bumbu-bumbu rahasia yang dibuat sangat menentukan cita rasa makanan yang akan dihasilkan. Bahkan kebersihan dalam proses produksi pun tak luput dari perhatian sang pengracik. Sehingga diperlukan kejelian dan kesabaran, serta sentuhan cinta dalam mengolahnya.
Mekanisme proses produksi “Bakso Bakar Bledek” adalah sebagai berikut:
a.       Bumbu bakso dibuat khusus oleh Bapak Ifan Fardian, setelah itu dianter ke Pasar Pawirotaman.
b.      Di Pasar Pawirotaman, bumbu bakso tersebut dicampur dengan daging sapi, tepung kanji, telur hingga menjadi adonan bakso.
c.       Setelah adonan bakso tersebut jadi, lalu di bawa ke rumah untuk dibentuk bulat-bulat dan dimasukkan ke dalam air hangat.
d.      Setelah bakso dingin, lalu mulailah bakso ditusuk ke tusukan sate. 1 tusukan sate berisi 5 butir bakso.
Dalam melakukan proses produksi tersebut Bapak Ifan Fardian dibantu oleh 2 orang yang membantu proses membulat-bulat bakso dan 3 orang yang membantu proses penusukan bakso.

3.      Kapasitas Produksi
Dalam satu hari kapasitas produksi di “Bakso Bakar Bledek” antara 2000-3000 tusuk.

4.      Tanah dan Bangunan
Lokasi produksi “Bakso Bakar Bledek” ada di Minggiran RT 52, RW 14, Suryodiningratan, Mantrijeron, Yogyakarta. Status rumah yaitu mengontrak dengan biaya kontrak per tahun Rp 7.200.000,00.

5.      Pemasangan Sarana Penunjang
Instalasi sarana penunjang berkaitan dengan tata letak (lay-out) yang termasuk dalam anggaran investasi. Pemasangan sarana penunjang tersebut meliputi listrik, air, telepon, dan lain-lain. Namun dalam hal ini karena rumah yang digunakan untuk produksi “Bakso Bakar Bledek” adalah rumah kontrakan, maka sarana penunjang tersebut sudah tersedia.


6.      Peralatan
No.
Nama Barang
Qty
Harga Satuan
(Rp)
Jumlah
(Rp)
Penyusutan per Tahun
(Rp)
1.
Spanduk
24
25.000
600.000
-
1.
Gerobak
19
350.000
6.650.000
1.197.000
2.
Meja
5
350.000
1.750.000
315.000
3.
Kursi plastic
50
33.000
1.650.000
297.000
4.
Kompor gas
2
130.000
260.000
46.800
5.
Pemanggang
24
80.000
1.920.000
345.600
6.
Toples (tempat bumbu)
24
5.000
120.000
21.600
7.
Sendok
3 lusin
15.000
45.000
8.100
8.
Kipas angin
2
100.000
200.000
36.000
9.
Panci besar
2
150.000
300.000
54.000
10.
Baskom besar
10
50.000
500.000
90.000
11.
Blender
1
175.000
175.000
31.500
12.
Box plastic
27
50.000
1.350.000
243.000
13.
Freezer
1
1.900.000
1.900.000
342.000
14.
Motor
2
5.000.000
10.000.000
1.800.000
15.
Kipas Sate
25
2.000
50.000
9.000
Total Biaya Peralatan
27.470.000
4.836.600
Peralatan di susutkan dengan metode penyusutan garis lurus, dengan umur ekonomis 5 tahun dan nilai residu 10%.



7.      Bahan Baku dan Bahan Pembantu
No.
Nama Bahan
Per Hari
Per Bulan
Satuan
(Rp)
Jumlah
(Rp)
1.
Daging sapi giling
5 kg
150 kg
90.000
13.500.000
2.
Tepung kanji
2 kg
60 kg
5.000
300.000
3.
Telur
2 kg
60 kg
15.000
900.000
4.
Tusukan sate
25 ikat
750 ikat
1.000
750.000
5.
Bawang putih
0,25 kg
7,5 kg
13.000
90.500
6.
Merica bubuk
3 bungkus
90 bungkus
500
45.000
7.
Kaldu sapi bubuk
1 bungkus
30 bungkus 
6.000
180.000
8.
Garam
1/2 bungkus
15 bungkus
1.500
22.500
9.
Cabai
2 kg
60 kg
65.000
3.900.000
10.
Kecap manis
12 botol
360 botol
8.000
2.880.000
11.
Margarin
2 bungkus
60 bungkus
4.000
240.000
12.
Plastik
20 pack
600 pack
4.000
2.400.000
13.
Kresek kecil
20 pack
600 pack
1.500
1.200.000
14.
Arang
48 kg
1440 kg
5.000
7.200.000
Total Biaya Bahan Baku dan Bahan Pembantu (Rp)
33.608.000



8.      Tenaga Produksi (Tenaga Kerja Langsung)
a.      Sistem Harian
Pekerjaan
Upah per Hari
(Rp)
Jumlah Tenaga Kerja
Total Upah per Bulan
(Rp)
Memasak bakso
35.000
2
2.100.000
b.      Sistem Borongan
Pekerjaan
Upah per Tusuk
(Rp)
Jumlah Produksi per Bulan
Total Upah per Bulan
(Rp)
Menusuk bakso
25
75.000
1.875.000
Menjual bakso bakar
250
75.000
18.750.000
Total Upah Borongan per Bulan (Rp)
20.625.000

9.      Biaya Umum Usaha
No.
Jenis Biaya
Jumlah Biaya per Bulan
(Rp)
1.
Gaji Pemilik
3.000.000
2.
Penggilingan daging dan pencampuran adonan bakso
3.750.000
3.
Bensin
260.000
4.
Gas
600.000
5.
Rekening listrik dan air
150.000
6.
Pulsa
100.000
7.
Penyusutan Peralatan
403.050
8.
Pemeliharaan Bangunan
1.000.000
9.
Biaya Lain-lain
500.000
Total Biaya Umum Usaha
9.763.050

10.  Kendala Dalam Proses Produksi
Kendala dalam proses produksi di “Bakso Bakar Bledek” adalah apabila listrik mati, karena proses pendinginan bakso menggunakan kipas angin. Sehingga apabila listrik mati proses pendinginan baksonya menjadi lebih lama. Padahal kalau baksonya belum dingin tetapi sudah ditusuki, maka hasilnya menjadi jelek (bentuknya kurang rapi).

E.     MANAJEMEN SUMBER DAYA MANUSIA
1.      Kualifikasi Sumber Daya Manusia
Tenaga kerja yang dibutuhkan di “Bakso Bakar Bledek” adalah orang yang jujur dan mempunyai kemauan kerja, tidak perduli dengan latar belakang pendidikannya. Bahkan apabila ada mahasiswa yang ingin mencari tambahan uang saku dan berlatih wirausaha pun, juga diperbolehkan untuk ikut berjualan “Bakso Bakar Bledek”. Pelatihan tenaga kerja baru dilakukan dengan cara, tenaga kerja tersebut disuruh mengamati langsung cara memasak dan membakar bakso yang benar.

2.      Tarif/Upah Sumber Daya Manusia
a.      Sistem Harian
Tenaga kerja yang membantu memasak bakso (membulat-bulat bakso), upah per harinya adalah Rp 35.000,00, dengan 8 jam kerja.
b.      Sistem Borongan
Tenaga kerja yang membantu dalam proses menusuk bakso, upahnya adalah Rp 25,00 per tusuk. Sedangkan tenaga kerja yang membantu dalam proses menjual bakso bakar, upahnya adalah Rp 250,00 per tusuk. Tenaga penjual bakso bakar biasanya mulai berkeliling pukul 15.00 sampai 23.00 WIB.
c.       Gaji Pemilik
Bapak Ifan Fardian memberi gaji dirinya sendiri sebesar Rp 3.000.000,00 per bulan.

3.      Jumlah Sumber Daya Manusia yang Dibutuhkan
Jumlah tenaga kerja di “Bakso Bakar Bledek” adalah 20 orang, 2 orang membantu memasak, 2 orang membantu menusuk bakso, dan 16 orang berjualan keliling. Namun tenaga kerja yang membantu memasak dan menusuk bakso terkadang juga ikut berjualan keliling.
F.     MANAJEMEN KEUANGAN
1.      Sumber Dana
Sumber dana awal usaha “Bakso Bakar Bledek” berasal dari Rp 10.000.000,00 modal sendiri dan Rp 25.000.000,00 modal pinjaman dengan masa angsuran 2 tahun, bunga 18,7%, angsuran setiap bulan Rp 1.257.000,00.

2.      Modal Investasi
No.
Nama Barang
Qty
Harga Satuan
(Rp)
Jumlah
(Rp)
Penyusutan per Tahun
(Rp)
1.
Sewa Rumah
1
-
7.200.000
-
2.
Spanduk
24
25.000
600.000
-
2.
Gerobak
19
350.000
6.650.000
1.197.000
3.
Meja
5
350.000
1.750.000
315.000
4.
Kursi plastic
50
33.000
1.650.000
297.000
5.
Kompor gas
2
130.000
260.000
46.800
6.
Pemanggang
24
80.000
1.920.000
345.600
7.
Toples (tempat bumbu)
24
5.000
120.000
21.600
8.
Sendok
3 lusin
15.000
45.000
8.100
9.
Kipas angin
2
100.000
200.000
36.000
10.
Panci besar
2
150.000
300.000
54.000
11.
Baskom besar
10
50.000
500.000
90.000
12.
Blender
1
175.000
175.000
31.500
13.
Box plastic
27
50.000
1.350.000
243.000
14.
Freezer
1
1.900.000
1.900.000
342.000
15.
Motor
2
5.000.000
10.000.000
1.800.000
16.
Kipas Sate
25
2.000
50.000
9.000
Total Biaya Peralatan
34.670.000
4.836.600
Peralatan di susutkan dengan metode penyusutan garis lurus, dengan umur ekonomis 5 tahun dan nilai residu 10%.

3.      Modal Kerja
Biaya Bahan Baku dan Bahan Pembantu
No.
Nama Bahan
Per Hari
Per Bulan
Satuan
(Rp)
Jumlah
(Rp)
1.
Daging sapi giling
5 kg
150 kg
90.000
13.500.000
2.
Tepung kanji
2 kg
60 kg
5.000
300.000
3.
Telur
2 kg
60 kg
15.000
900.000
4.
Tusukan sate
25 ikat
750 ikat
1.000
750.000
5.
Bawang putih
0,25 kg
7,5 kg
13.000
90.500
6.
Merica bubuk
3 bungkus
90 bungkus
500
45.000
7.
Kaldu sapi bubuk
1 bungkus
30 bungkus 
6.000
180.000
8.
Garam
1/2 bungkus
15 bungkus
1.500
22.500
9.
Cabai
2 kg
60 kg
65.000
3.900.000
10.
Kecap manis
12 botol
360 botol
8.000
2.880.000
11.
Margarin
2 bungkus
60 bungkus
4.000
240.000
12.
Plastik
20 pack
600 pack
4.000
2.400.000
13.
Kresek kecil
20 pack
600 pack
1.500
1.200.000
14.
Arang
48 kg
1440 kg
5.000
7.200.000
Total Biaya Bahan Baku dan Bahan Pembantu (Rp)
33.608.000

Biaya Tenaga Produksi (Tenaga Kerja Langsung)
Pekerjaan
Upah per Hari
(Rp)
Jumlah Tenaga Kerja
Total Upah per Bulan
(Rp)
Memasak bakso
35.000
2
2.100.000



Pekerjaan
Upah per Tusuk
(Rp)
Jumlah Produksi per Bulan
Total Upah per Bulan
(Rp)
Menusuk bakso
25
75.000
1.875.000
Menjual bakso bakar
250
75.000
18.750.000
Total Upah Borongan per Bulan (Rp)
20.625.000

4.      Biaya Umum Usaha
No.
Jenis Biaya
Jumlah Biaya per Bulan
(Rp)
1.
Gaji Pemilik
3.000.000
2.
Penggilingan Daging dan Pencampuran Adonan Bakso
3.750.000
3.
Bensin
260.000
4.
Gas
600.000
5.
Rekening listrik dan air
150.000
6.
Pulsa
100.000
7.
Penyusutan Peralatan
403.050
8.
Pemeliharaan Bangunan
1.000.000
9.
Biaya Lain-lain
500.000
Total Biaya Umum Usaha
9.763.050



5.      Laporan Keuangan
a.      Laporan Neraca
Bakso Bakar Bledek
Bulan Februari 2014
(Dalam Rp)
Aktiva
Pasiva
Aktiva Lancar:
Kewajiban:

Kas
8.500.000



Sewa Dibayar Di Muka
6.600.000



Total Aktiva Lancar

15.100.000


Aktiva Tetap:


Modal:

Peralatan
27.470.000

Modal Bapak Ifan Fardian
32.896.800
Akumulasi Penyusutan
(9.673.200)



Total Aktiva Tetap

17.796.800


Total Aktiva
32.896.800
Total Pasiva
32.896.800



b.      Laporan Laba-Rugi
Bakso Bakar Bledek
Bulan Februari 2014
(Dalam Rp)
Pendapatan:
Penjualan (75.000 tusuk × 1000)
75.000.000
Biaya Operasi:
Biaya Bahan Baku dan Bahan Pembantu
33.608.000

Biaya Tenaga Kerja Langsung
22.725.000

Total Biaya Operasi
(56.333.000)
Biaya Umum:


Gaji Pemilik
3.000.000

Penggilingan Daging dan Pencampuran Adonan Bakso
3.750.000

Bensin
260.000

Gas
600.000

Rekening listrik dan air
150.000

Pulsa
100.000

Penyusutan Peralatan
403.050

Pemeliharaan Bangunan
1.000.000

Biaya Lain-lain
500.000

Total Biaya Umum
(9.763.050)
Laba Usaha
  8.903.950




BAB III
PENUTUP

A.    KESIMPULAN
Salah satu contoh usaha mikro kecil dan menengah adalah usaha “Bakso Bakar Bledek” yang didirikan oleh Bapak Ifan Fardian. Alasan beliau kenapa memilih bisnis bakso bakar, karena sekitar 2 tahun lalu, ketika beliau datang ke Kota Yogyakarta belum ada yang berjualan bakso bakar. Padahal di Kota Solo sendiri, yang merupakan tempat kelahiran beliau, sudah hampir di setiap sudut jalan banyak yang berjualan bakso bakar. Untuk nama usahanya sendiri dinamakan “Bakso Bakar Bledek” selain agar mudah dikenal (nama khas lain dari yang lain), nama tersebut diambil karena rasa sambalnya yang pedas, dibuat dari cabai asli.
Lokasi produksi “Bakso Bakar Bledek” ada di Minggiran RT 52, RW 14, Suryodiningratan, Mantrijeron, Yogyakarta. Dan area pemasaran “Bakso Bakar Bledek” sendiri bukan hanya di area Kota Yogyakarta, tetapi juga sudah menyebar ke daerah Bantul, seperti Srandakan dan Kasongan. Bahkan sudah sampai ke daerah Kulon Progo.
Keunggulan dari produk “Bakso Bakar Bledek” ini adalah mempunyai berbagai tingkat pedas yang bisa disesuaikan dengan selera para konsumen, kalau pun ada konsumen yang tidak suka pedas, Kami pun bisa meracikkan bakso bakar yang tidak pedas. Dan pedas baksonya murni berasal dari cabai bukan merica. Soal harga pun produk “Bakso Bakar Bledek” lebih terjangkau dibanding yang lain. Melihat situasi di tempat yang akan dimasuki produk, sepertinya “Bakso Bakar Bledek” akan laku di pasaran. Hal ini dikarenakan harganya yang terjangkau dan sangat pas untuk ukuran dompet anak anak, mahasiswa, dan masyarakat Kota Yogyakarta.
Bapak Ifan Fardian telah mengelola modal untuk usaha tersebut dengan sebaik mungkin. Pendapatan yang telah didapatkannya selama ini sudah cukup lumayan. Pengelolaan yang cukup baik telah diterapkan dalam usaha ini. Usaha yang maju akan menghasilkan keuntungan yang lebih banyak. Selain itu juga dapat memberi peluang yang luas bagi mereka yang belum memiliki pekerjaan.

B.     SARAN
1.      “Bakso Bakar Bledek” sudah enak dengan cita rasa khas pedasnya. Namun alangkah lebih enak dan menarik apabila ditambah dengan beberapa cita rasa, seperti rasa balado, pedas manis, ayam bakar, sate, dan lain-lain.
2.      Bakso bakar yang beredar rata-rata hanya menyediakan bakso bakar yang dikonsumsi sebagai camilan. Mungkin bisa ditambah sedikit kreasi, seperti ditambah lontong atau nasi. Jadi bakso bakar tersebut bisa dikonsumsi sebagai camilan maupun juga sebagai hidangan makan sore atau makan malam.
3.      “Bakso Bakar Bledek” mungkin sudah dikenal masyarakat, namun untuk pembeliannya, konsumen harus datang ke lokasi penjualan. Mungkin apabila di gerobak atau spanduk ditulis nomor telepon pemiliknya. Konsumen bisa membeli atau memesan lewat nomor telepon yang ada. Sehingga lebih memudahkan konsumen dalam hal pembelian atau pun pemesanan.
4.      Ke depan mungkin “Bakso Bakar Bledek” bisa mencari sertifikat halal dan izin dari BPOM. Walaupun hanya makanan gerobak, namun kalau mempunyai sertifikat halal dan izin dari BPOM, ke dua hal tersebut bisa menjadi tambahan positioning dari “Bakso Bakar Bledek”,


DAFTAR PUSTAKA

§  Dharmmesta, B.S. & Handoko, H.(1982), Manajemen Pemasaran: Analisis Perilaku Konsumen, PBFE Universitas Gadjah Mada, Yogyakarta.
§  Hariandja, Marihot Tua Efendi, (2005), Manajemen Sumber Daya Manusia: Pengadaan, Pengembangan, Pengkompensasian, dan Peningkatan Produktivitas Pegawai, Cetakan ketiga, PT Grasindo, Jakarta.
§  http://brankaseverest.wordpress.com/2012/10/05/strategi-pemasaran-7p/ diakses pada tanggal 06 April 2014.
§  http://hendrausahakecil.blogspot.com/ diakses pada tanggal 26 Maret 2014.
§  http://id.wikipedia.org/wiki/Manajemen_keuangan diakses pada tanggal 10 April 2014.
§  http://id.wikipedia.org/wiki/Manajemen_produksi diakses pada tanggal 10 April 2014.




Bapak Ifan Fardian, Pemilik UMKM “Bakso Bakar Bledek”